MAKRUHNYA MENULIS ILMU DAN MENCATATNYA DI DALAM BUKU

Bismillah


‎السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
‎بسم الله الرحمن الرحيم ۞
‎الحمد لله رب العلمين ۞
‎والصلاة و السلام على رسول الله ﷺ
‎وبعد :
🔊🕔
‎نسأل الله عز وجل أن يرزقنا علما نافعا و عملا صالحا. و أن يكون هذا العمل خالصا لوجهه تعالى.

📗  KITAB SHAHIH JAMI' BAYAANIL 'ILMI WA FADHLIH

👤IBNUL ABDUL BAAR


BAB 17
MAKRUHNYA MENULIS ILMU DAN MENCATATNYA DI DALAM BUKU

Beliau akan menyebutkan bab yang selanjutnya sebagai bab yang memberikan keringanan dan bolehnya menulis ilmu.

Pada Bab 17 ini dibawakan hadits hadits larangan menulis ilmu; diantaranya hadits dari Abu Said Al Khudri dimana Nabi ‎ﷺ bersabda :

‎لا تكتبوا عني ومن كتب عني غير القرآن فليمحه

" Jangan lah kalian menulis dariku sedikitpun selain Al Qur'an. Barangsiapa yang menulis dariku selain Al Qur'an, hendaklah ia menghapus nya ".

Dan beliau menyebutkan beberapa riwayat dan atsar.


BAB 18
KERINGANAN DALAM MENULIS ILMU

Para Ulama menyebutkan bahwa larangan menulis ilmu itu tadinya di awal awal Islam. Kenapa? Karena Rasulullah ‎ﷺ khawatir para sahabat tercampur antara sabda beliau dengan Al Qur'an. Dan juga dikhawatirkan para sahabat kurang fokus untuk mempelajari Al Qur'anul Karim.

Namun diakhir akhir Nabi ‎ﷺ mengijinkan para sahabat untuk mencatat ilmu. Diantaranya hadits Abu Hurairah bahwa Nabi ‎ﷺ ketika Fathu Makkah berdiri berkhutbah.

Lalu kemudian ada seorang Yaman yang bernama Abu Syah berkata :
" Wahai Rasulullah, catatkan untukku apa yang engkau sampaikan tadi ".

Rasulullah bersabda " Catatkan untuk Abu Syah ".

Nabi memerintahkan sebagian sahabat untuk mencatatkan itu. (Hadits Riwayat Bukhari dan Abu Dawud).

Nabi ‎ﷺ juga mengijinkan Abdullah bin Amr bin Ash  untuk mencatat.

Abdullah bin Amr bin Ash berkata :

‎كُنْتُ أَكْتُبُ كُلَّ شَيْءٍ أَسْمَعُهُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أُرِيدُ حِفْظَهُ ، فَنَهَتْنِي قُرَيْشٌ وَقَالُوا : أَتَكْتُبُ كُلَّ شَيْءٍ تَسْمَعُهُ وَرَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بَشَرٌ يَتَكَلَّمُ فِي الْغَضَبِ ، وَالرِّضَا ، فَأَمْسَكْتُ عَنِ الْكِتَابِ ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، فَأَوْمَأَ بِأُصْبُعِهِ إِلَى فِيهِ ، فَقَالَ : اكْتُبْ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ إِلاَّ حَقٌّ

" _Aku pernah menulis segala sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah ‎ﷺ untuk aku hafal namun beberapa sahabat melarangku. Mereka berkata apakah kamu menulis segala sesuatu yang kamu mendengarnya dari Rasulullah ‎ﷺ ? Sementara beliau berbicara dalam keadaan ridha dan marah. Maka akupun berhenti dari menulis. Lalu aku menyebutkan hal itu dari Rasulullah ‎ﷺ _ .

Maka Rasulullah ‎ﷺ bersabda " Tulis saja. Demi dzat yang diriku berada ditangannya. Tidak ada yang keluar dari mulutku kecuali kebenaran ".

Lihat disini bagaimana Nabi ‎ﷺ menyuruh Abdullah bin Amr bin Ash untuk mencatat ilmu. Mencatat hadits dari Nabi ‎ﷺ .

Maka dari itu hadits hadits yang melarang mencatat itu karena ada kekhawatiran akan bercampur antara hadits dengan Al Qur'an . Namun ketika kekhawatiran itu sudah hilang dan ilat larangannya itu juga sudah hilang, maka Nabi ‎ﷺ mengijinkan para sahabat untuk mencatat hadits hadits Nabi ‎ﷺ .

Oleh karena itulah para sahabat menyuruh mencatat ilmu.

Bahkan Rasulullah ‎ﷺ dalam hadits Anas bin Malik berkata :
" Ikatlah ilmu dengan tulisan ".

Umar bin Khattab  juga berkata yang sama :
" Ikatlah ilmu dengan tulisan  "

Ibnu Abbas  juga berkata yang sama. Bahkan catatan Ibnu Abbas sepenuh unta.

Maka dari itu penting sekali kita mencatat ilmu tertama di zaman ini dimana hafalan sangat sangat mudah sekali lupa. Tidak sekuat para Ulama terdahulu.

Allahu A'lam.🌸
sumber:
Group wa ustd Badrussalam.Lc. Hafidzohulloh
Blog, Updated at: 4:55 PM

0 comments:

Post a Comment

Blog Arcive

Random Posts