FAEDAH DARI KITAB THARIIQUL WUSHUL

KITAB THARIIQUL WUSHUL

Selanjutnya, pembahasan:
FAWAID DARI KITAB MA’AARIJUL WUSHUL

Ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah


Kata beliau, faidah yang bisa kita petik:

FAIDAH 01:

Rasulullah shalallahu alayhi wa sallam menjelaskan agama; baik pokoknya maupun cabangnya, baik yang bathin maupun yang dzahir, yang bersifat ilmu maupun amal.


Ini merupakan pokok segala ilmu dan iman. Maka setiap orang yang paling kuat berpegangnya kepada pokok ini, maka ia lebih berhak untuk mendapatkan kebenaran dalam ilmu dan amalnya.


Dan siapa yang semakin jauh dari kebenaran (secara ilmu dan amal) itu dikarenakan jauhnya dia dari pokok tersebut, sesuai dengan kadar kejauhan dia. Ada yang banyak kebathilannya, semakin jauh ia dari kebenaran. Ada juga yang lebih banyak kebathilannya…lebih jauh lagi ia dari kebenaran.


Maka, siapa yang ingin mendapatkan kebenaran, tentu kita harus kembali kepada apa yang dijelaskan oleh rasul shalallahu alayhi wa sallam terhadap agama ini.

Baik pokok-pokoknya, cabang-cabangnya, yang bathin maupun yang dzohir, ilmu maupun amal, kemudian kita melihat kepada pengamalan para sahabat rasulullah setelah itu, karena ini merupakan perkara yang harus kita lakukan.



Kemudian Faidah Berikutnya…

Dan Rasul telah menunjuki manusia,

Nabi menjelaskan  kepada manusia dengan dalil-dalil akal dan bukti-bukti yang sangat meyakinkan. Yang dengannya mereka yakin dan mengetahui tentang apa yang diminta oleh Allah subhaanahu wa ta’ala

Dengan itu mereka mengetahui bagaimana menetapkan rububiyyahnya Allah, keesaan Allah (wahdaniyyah), dan sifat-sifatnya.

Demikian pula demi mengetahui kebenaran para rasul, demikian pula hujjah-hujjah akal lain yang dibutuhkan/perlu diketahui oleh manusia.


Maka kata beliau;

Banyak perkara yang bisa diketahui dengan pengabaran orang yang jujur. Akan tetapi rasul tetap menjelaskan dari sisi dalil-dalil akal, supaya berkumpul padanya dua dalil;
dalil akal dan dalil Naql

Dalil naql  artinya dalil wahyu.

Karena akal yang sehat itu tidak akan bertabrakan dengan dalil yang shahih. Dalil yang shahih pun tidak akan bertabrakan dengan akal yang sehat. Sehingga apabila dua dalil ini berkumpul tentunya akan menjadi dalil yang lebih kuat dan kokoh.

Wallahu a’lam.
Oleh Ustad Badrussalam Hafizhohulloh dalam group Wa AlFawaid Al-Ilmiyah
Blog, Updated at: 7:38 PM

0 comments:

Post a Comment

Blog Arcive

Random Posts