CELAAN TERHADAP SEORANG 'AALIM YANG MENDEKATI DAN MEMBANTU PENGUASA YANG DZHOLIM

*﷽ * Senin, 9 Sya'ban 1440 /15 April 2019 ‎السلام عليكم و رحمة الله و بركاته ‎بسم الله الرحمن الرحيم ۞ ‎الحمد لله رب العلمين ۞ ‎والصلاة و السلام على رسول الله ﷺ ‎وبعد : 🔊🕔 ‎نسأل الله عز وجل أن يرزقنا علما نافعا و عملا صالحا. و أن يكون هذا العمل خالصا لوجهه تعالى. 📗 *KITAB SHAHIH JAMI' BAYAANIL 'ILMI WA FADHLIH* 👤IBNU ABDIL BAAR *BAB 39* *CELAAN TERHADAP SEORANG 'AALIM YANG MENDEKATI DAN MEMBANTU PENGUASA YANG DZHOLIM* Hadits *Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu* " _Siapa yang tinggal di pedesaan, ia akan menjadi keras wataknya. Dan siapa yang mengikuti buruan akan lalai. Dan siapa yang mendatangi penguasa akan terfitnah_ ". ( Hadits hasan dengan jalan jalannya ). Disini Nabi ‎ﷺ menyebutkan : 1. *Orang yang tinggal di pedesaan* (yang dimaksud pedesaan adalah pedesaan yang ada di Arab yang tinggal disana hanya beberapa orang saja. Berbeda dengan pedesaan di Indonesia) adalah orang orang Arab Badui. Karena mereka tidak pernah bergaul dengan manusia dan jarang bergaul maka menyebabkan watak mereka menjadi keras. Maka Nabi ‎ﷺ menganjurkan untuk bergaul dengan manusia dalam rangka untuk melembutkan akhlak dan memperbaiki. Kecuali apabila kita berada di sebuah masyarakat yang telah rusak akhlak dan muamalahnya, maka tentu kita mencari tempat yang baik. 2. *Siapa yang mengikuti buruan, akan lalai* . Seperti orang yang mancing, terkadang berjam jam menunggu ikan yang tertangkap. Akhirnya habis waktu dan tidak ada manfaatnya. kecuali sambil mancing sambil banyak berdzikir pada Allah سبحانه و تعالى . 3. *Siapa yang memasuki atau mendatangi penguasa akan terfitnah* . Karena orang yang mendatangi penguasa, ketika hatinya lemah, seringkali rapuh mempertahankan akidah. Atau setidaknya ia tidak enak hati. Akibatnya kita tidak bisa tegas dalam berpegang kepada akidah dan agama. Kecuali kita yakin akan kuat dan kita mendatanginya dalam rangka menberikan nasehat. Adapun sebatas kita dekat dengan penguasa, maka dikhawatirkan menyebabkan kita terfitnah. Terfitnah dengan harta dan yang lainnya. Kemudian beliau (Ibnu Abdil Baar) membawakan hadits *Ummu Salamah* " _Akan ada pemimpin pemimpin yang kalian mengenal diantara mereka dan mengingkari. Siapa yang mengingkari perbuatan dzholim mereka maka sungguh ia telah berlepas diri dan siapa yang membenci maka ia telah selamat, dan siapa yang ridho dengan kedzholimannya/mengikuti kedzholimannya, semoga Allah jauhkan ia dari rahmatNya_ ". Lalu dikatakan " _Wahai Rasulullah, bolehkah kami membunuh atau memberontak kepada mereka_ ?". Kata Rasulullah " _Tidak boleh selama mereka masih shalat_ ". ( Hadits Riwayat Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad ) Lihat Nabi ‎ﷺ mengabarkan tentang hadits ini, bahwa akan datang pemimpin pemimpin yang dzholim. Maka jika kita mampu untuk mengingkarinya dengan cara yang baik/yang telah disebutkan dalam hadits lain bagaimana tata cara mengingkarinya. " *Siapa yang ingin menasehati penguasa jangan terang terangan, tetapi hendaklah dinasehati dengan cara rahasia* ". *Dan mengucapkan kalimat yang haq dihadapan penguasa yang dzholim itu termasuk jihad yang paling besar. Namun tentunya dengan cara yang ma'ruf. * Kata Nabi ‎ﷺ siapa yang mengingkarinya maka ia telah berlepas diri. Dan jika ia tidak bisa mengingkarinya, setidaknya ia membenci perbuatannya. Orang yang membenci perbuatan kedzholimannya itu telah selamat. Siapakah yang akan celaka ? Yaitu yang ridho dengan kedzholimannya dan mengikuti kedzholimannya. *Perlu kita perhatikan bahwa ketika kita benci kepada perbuatan dzholimnya bukan berarti kita boleh memberontak. Maka disini Nabi ‎ﷺ ditanya " Wahai Rasulullah, bolehkah kita memberontak atau membunuh pemimpin seperti itu ?". Kata Rasulullah " Tidak boleh, selama mereka masih shalat ". Jadi kalau mereka sudah tidak shalat bolehkah ?. Tentu ini harus dilihat dari maslahat dan mafsadah. Kalau ternyata memberontak malah menimbulkan mudharat yang lebih besar, lebih baik kita sabar. * ``` Ini semua menunjukan bahwa seorang pemimpin atau ulama tidak pantas untuk dekat dengan pemimpin yang dzholim. Sebab ketika ia dekat dengan pemimpin yang dzholim, dia akan mendiamkan kemungkaran. Bahkan lama lama ia akan ridho dengan kemungkaran tersebut. Naudzubillah. ``` Allahu A'lam.🌸🍃
Ustad Badrussalam Lc. Hafizdohulloh
Blog, Updated at: 8:35 PM

0 comments:

Post a Comment

Blog Arcive

Random Posts